watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
anakku pelampiasan nafsuku

Marlina, 35 tahun, adalah seorang ibu rumah
tangga dengan 2 orang anak. Penampilan
Marlina sangat menarik. Sebagai wanita yang
tinggal di kota besar, Bandung, cara
berpakaiannya selalu sexy. Tidak sexy murahan
tapi berkelas dan menarik. Dengan tubuh tinggi
semampai, dada 36, dan kulit yang putih, walau
sudah menikah dan punya anak yang sudah
cukup dewasa, tapi masih banyak lelaki yang
selalu menggodanya.
Anaknya yang paling besar, Jimmy, 16 tahun,
seorang anak yang yang baik dan penurut pada
orang tuanya. Anak kedua, Yenny, 14 tahun,
seorang anak yang sudah mulai beranjak
dewasa. Sedangkan suami Marlina, Herman,
adalah seorang suami yang cukup baik dan
perhatian pada keluarga. Bekerja sebagai
seorang PNS di suatu instansi pemerintah.
Kehidupan sexual Marlina sebetulnya tidak ada
masalah sama sekali dengan suaminya. Walau
banyak lelaki yang menggoda, tak sedikitpun
ada niat dia untuk mengkhianati Herman.
Tapi ada sesuatu yang berubah dalam diri
Marlina ketika suatu hari dia secara tidak sengaja
melihat anak lelakinya, Jimmy, sedang
berpakaian setelah mandi. Dari balik pintu yang
tidak tertutup rapat, Marlina dengan jelas melihat
Jimmy telanjang. Matanya tertuju pada kontol
Jimmy yang dihiasi dengan bulu-bulu yang
tidak terlalu lebat.
Sejak saat itu Marlina pikirannya selalu teringat
pada tubuh telanjang anak lelakinya itu. Bahkan
seringkali Marlina memperhatikan Jimmy bila
sedang makan, sedang duduk, atau sedang
apapun bila ada kesempatan.
"Ada apa si Mam, kok liatin Jimmy terus?" tanya
Jimmy ketika Marlina memperhatikannya di
ruang tamu.
"Tidak ada apa-apa, Jim.. Hanya saja Mama jadi
senang karena melihat kamu makin besar dan
dewasa," ujar Marlina sambil tersenyum.
"Kamu sudah punya pacar, Jim?" tanya Marlina.
"Pacar resmi sih belum ada, tapi kalau sekedar
teman jalan sih ada beberapa. Memangnya
kenapa, Mam?" tanya Jimmy.
"Ah, tidak. Mama hanya pengen tahu saja," ujar
Marlina.
"Kamu pernah kissing?" tanya Marlina.
"Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin malu Jimmy
ah..." ujar Jimmy sambil tersenyum.
"Yee.. Tidak apa-apa kok, Jim.. Jujur saja pada
Mama. Mama juga pernah muda kok. Mama
mengerti akan maunya anak muda kok..." ujar
Marlina sambil menjewer pelan telinga Jimmy.
Jimmy tertawa.
"Ya, Jimmy pernah ciuman dengan mereka,"
ujar jimmy.
"ML?" tanya Marlina lagi.
"ML apa sih artinya, Mam?" tanya Jimmy tidak
mengerti.
"Making LOve.. Bersetubuh..." ujar Marlina
sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan
diantara telunjuk dan jari tengah.
"Wah kalau itu JImmy belum pernah, Mam..
Tidak berani. Takut hamil..." ujar Jimmy. Marlina
tersenyum mendengarnya.
"Kenapa Mama tersenyum?" tanya Jimmy.
"Karena kamu masih sangat polos, sayang..."
kata Marlina sambil mencubit pipi Jimmy, lalu
bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya
karena Herman akan segera pulang.
Malam harinya, Marlina, Jimmy, dan Yenny
asyik menonton TV, sedangkan Herman
sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
"Ciuman rasanya gimana sih?" tanya Yenny
ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.
"Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu," ujar
Jimmy sambil mengucek-ngucek rambut
Yenny.
"Tidak boleh begitu, Jim.. Adikmu harus tahu
tentang apapun yang dia tidak mengerti. Biar
tidak salah langkah nantinya..." ujar Marlina
sambil menatap Jimmy.
"Begini, Yen..." ujar Marlina.
"Ciuman itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak
manis, pahit atau asin. Hanya saja, kalau kamu
sudah besar nanti dan sudah merasakannya,
yang terasa hanya perasaan nyaman dan makin
sayang kepada pacar atau suami kamu..." ujar
Marlina lagi.
"Ah, nggak ngerti..." ujar yenny.
"Mendingan Yenny tidur saja, ah.. Sudah
ngantuk..." ujar Yenny.
"Ya sudah, tidurlah sayang," ujar Marlina. Yenny
kemudian bangkit dan segera menuju kamar
tidurnya.
Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi,
Marlina bertanya kepada Jimmy, "Apakah kamu
sudah itu dengan pacarmu?".
"Jimmy belum punya pacar, Mam.. Mereka
hanya sekedar teman saja," jawab Jimmy.
"Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?"
tanya Marlina lagi sambil tersenyum.
"Ya namanya juga saling suka..." jawab Jimmy
sambil tersenyum juga.
"Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu
dengan mereka?" tanya Marlina.
"Tidak apa-apa kok, Jim.. Bicara terbuka saja
dengan Mama," ujarnya Marlina lagi. Jimmy
menatap mata ibunya sambil tersenyum.
"Ya begitulah..." kata Jimmy.
"Ya begitulah apa?" tanya Marlina lagi.
"Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling
raba..." ujar Jimmy malu malu. Marlina
tersenyum.
"Hanya itu?" tanya Marlina lagi.
Jimmy melirik ke arah ayahnya yang sedang
sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
"Mama jangan bilang ke Papa ya?" ujar Jimmy.
Marlina tersenyum sambil mengangguk. Jimmy
lalu beringsut mendekati Marlina.
"Jimmy pernah oral dengan beberapa teman
wanita..." ujarnya sambil berbisik.
Marlina tersenyum sambil mencubit pipi Jimmy.
"Nakal juga ya kamu!" ujar Marlina sambil
tersenyum.
"Rasanya bagaimana?" tanya Marlina sambil
berbisik.
"Sangat enak, Mam..." ujar Jimmy.
"Tapi Jimmy dengar, katanya kalau punya
Jimmy dimasukkan ke punya wanita rasanya
lebih enak.. Benar tidak, Mam?" tanya Jimmy.
Marlina kembali tersenyum tapi tidak
menjawab..
"Kamu mau tahu rasanya, Jim?" tanya Marlina
sambil tetap tersenyum. Jimmy mengangguk.
"Sini ikut Mama..." ajak Marlina sambil bangkit
lalu pergi ke ruang belakang. Jimmy mengikuti
dari belakang.
Sesampai di ruang belakang, Marlina menarik
tangan Jimmy agar mendekat.
"Ada apa sih, Mam?" tanya Jimmy.
"Karena kamu sudah dewasa, Mama anggap
kamu sudah seharusnya tahu tentang hal
tersebut," ujar Marlina dengan nafas agak
memburu menahan gejolak yang selama ini
terpendam terhadap anaknya tersebut.
"Ciumlah Mama sayang..." kata Marlina sambil
mengecup bibir Jimmy.
Jimmy diam karena tidak tahu harus berbuat
apa. Marlina terus melumat bibir anaknya itu
sambil tanggannya masuk ke dalam celana
Hawaii Jimmy. Lalu dengan lembut diremas dan
dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan
merasakan rasa enak, Jimmy dengan segera
membalas ciuman Marlina dengan hangat.
Sambil terus mengocok dan meremas kontol
Jimmy, Marlina berkata, "Kamu ingin merasakan
rasanya bersetubuh kan, sayang?".
"Iya, Mam..." ujar Jimmy dengan nafas
memburu.
"Mama juga sama, Jim.. Mama ingin merasakan
hal itu dengan kamu," ujar Marlina.
"Kapan, Ma?" tanya Jimmy sambil
menggerakkan pinggulnya maju mundur
karena enak dikocok kontol oleh Marlina.
"Jangan sekarang ya, sayang..." ujar Marlina
sambil melepaskan genggaman tangannya
pada kontol Jimmy.
"Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama
sangat sayang kamu..." kata Marlina sambil
mengecup bibir Jimmy.
"Jimmy juga sangat sayang Mama," ujar
Jimmy.
"Sekarang Mama harus tidur karena sudah
malam. Nanti Papamu curiga..." ujar Marlina
sambil meninggalkan Jimmy.
Jimmy menarik nafas panjang menahan suatu
rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak lama Jimmy
masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya,
Herman sudah siap-siap pergi kerja sekalian
mengantar Yenni ke sekolah karena masuk pagi.
Sementara Jimmy masuk sekolah siang. Dia
masih tidur di kamarnya.
Setelah Herman dan Yenni pergi, dengan segera
Marlina mengetuk dan masuk ke kamar Jimmy.
Jimmy masih tidur dengan hanya memakai
celana Hawaii saja. Marlina tersenyum sambil
duduk di sisi ranjang anaknya tersebut.
Tangannya mengusap dada Jimmy.
Dimainkannya puting susu Jimmy. Jimmy
terbangun karena merasakan ada sesuatu yang
membuat darahnya berdesir nikmat. Ketika
matanya dibuka, terlihat mamanya sedang
menatap dirinya sambil tersenyum.
"Bangun dong, sayang.. Sudah siang," ujar
Marlina sambil tangannya berpindah masuk ke
dalam celana Hawaii Jimmy.
Diusap, dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol
Jimmy sampai tegang dan tegak. Jimmy terus
menatap mata MArlina sambil merasakan rasa
nikmat pada kontolnya.
"Mau sekarang?" tanya Marlina sambil tetap
tersenyum.
"Saya mau kencing dulu, Mam..." kata Jimmy
sambil bangkit lalu bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.
"Lama amat sih?" tanya Marlina.
"Jimmy kan sikat gigi dulu, Mam..." ujar Jimmy
sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan
dengan Marlina.
"Kenapa Mama mau melakukan ini dengan
Jimmy?" tanya Jimmy. Marlina tersenyum
sambil mencium pipi anaknya itu.
"Karena Mama sangat sayang kamu. Juga
Mama ingin mendapat kebahagiaan dari orang
yang paling Mama sayangi.. Kamu," ujar
Marlina sambil kemudian melumat bibir Jimmy.
Jimmy membalasnya dengan hangat pula.
Kemudian Marlina bangkit lalu melepas semua
pakaian yang menempel di tubuhnya. Jimmy
terus menatap tubuh ibunya dengan kagum
dan nafsu.
"Buka celana kamu dong, sayang," ujar Marlina.
"Iya, Mam..." ujar Jimmy sambil bangkit lalu
melepas celana Hawaiinya.
"Sini, Jim..." ujar Marlina sambil berjongkok.
Tak lama mulut Marlina sudah mengulum
kontol Jimmy. Jilatan dan hisapannya membuat
Jimmy bergetar tubuhnya menahan nikmat
yang amat sangat.
"Mmhh.. Enakk, Mamm..." desah Jimmy sambil
agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Marlina melepas kulumannya, sambil
tersenyum menatap wajah Jimmy yang
tengadah merasakan nikmat, tangannya terus
mengocok kontol Jimmy.
"Gantian, Jim..." ujar Marlina.
"Iya, Mam..." ujar Jimmy.
Marlina lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera
dibukanya paha lebar-lebar.. Jimmy langsung
mendekatkan wajahnya ke memek Marlina. Lalu
segera dijilatinya seluruh permukaan memek
Marlina. Marlina terpejam menahan nikmat.
Apalagi ketika jilatan lidah Jimmy bermain di
kelentitnya.. Mata Marlina terpejam, tubuhnya
bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.
"Ohh.. Enakk.. Teruss, Jimm..." desah Marlina.
Setelah sekian menit Marlina dijilati memeknya,
tiba-tiba tubuhnya bergetar makin keras,
ditekannya kepala Jimmy ke memeknya, lalu
segera dijepit dengan pahanya.. Tak lama...
"Ohh.. Mhh.. Ohh..." desah Marlina panjang.
Marlina orgasme.
"Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!" ujar
Marlina.
Jimmy naik ke tubuh Marlina. Dengan segera
Marlina melumat bibir Jimmy walau masih
belepotan dengan cairan dari memek Marlina
sendiri.
"Masukkin sayang..." bisik Marlina sambil
menggenggam kontol Jimmy dan diarahkan ke
memeknya.
Setelah itu, Jimmy langsung memompa
kontolnya di memek Marlina. Mata Jimmy
terpejam sambil terus mengeluarmasukkan
kontolnya.
"Bagaimana rasanya, Jim?" tanya Marlina sambil
menggoyangkan pinggulnya mengimbangi
gerakan Jimmy.
"Nikmat sekali, Mam..." ujar Jimmy.
Marlina tersenyum sambil terus menatap mata
anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Jimmy
mengejang, gerakannya makin cepat..
"Jimmy mau keluar, Mam," bisik Jimmy.
"Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu..."
bisik Marlina sambil memegang pantat Jimmy
lalu menekankan ke memeknya keras-keras.
Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Jimmy
muncrat banyak di dalam memek Marlina.
Jimmy mendesakkan kontolnya dalam-dalam
ke memek Marlina..
"Bagaimana rasanya sayang?" tanya Marlina.
"Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada
oral..." ujar Jimmy sambil mengecup bibir
Marlina.
"Jimmy sangat sayang Mama," ujar Jimmy.
"Mama juga sangat sayang kamu," ujar Marlina.
Lalu mereka berpelukan telanjang.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1872
U-ON

inc Powered by Xtgem.com